ALUR CERITA : – Dua wanita muda dari kedua sisi Perang Saudara menjadi sukarelawan sebagai perawat medan perang, menghadapi komandan yang mencemooh dan penjahat perang pembunuh untuk menyelesaikan tugas berbahaya mereka.

ULASAN : – Seluruh film terasa seperti diburu-buru untuk diproduksi dan mencoba memeras dua jam menjadi lima puluh menit. Misalnya adegan si gadis bermain snooker dengan teman-teman kakaknya dan mempermalukan mereka dengan menang sehingga mereka memilih melawan kakaknya untuk mendapatkan pangkat kapten terjadi terlalu cepat. Ini seharusnya lebih disempurnakan untuk pemahaman pemirsa. Kedua gadis itu meninggalkan rumah mereka dan tiba-tiba mereka berada di medan perang. Tidak ada cukup waktu untuk pengembangan karakter dan cerita yang sangat bagus hilang di sini. Saya suka drama sejarah dan ini akan lebih baik sebagai film fitur. Hari ini kita melihat banyak wanita bertugas di angkatan bersenjata dan itu diterima sebagai masalah besar. Namun, di masa lalu perempuan memiliki tiga peran stereotip untuk diisi di garis depan, satu sebagai perawat dan satu lagi sebagai pelacur dan alternatif ketiga adalah menyamar sebagai laki-laki. Namun ada peran keempat yang diabaikan oleh sejarawan dan media dan itu adalah Vivandière yang merupakan perekat yang membuat tentara tetap bijaksana dengan memasok makanan, minuman, dan barang-barang lainnya kepada tentara dan menjaga orang-orang agar tidak meninggalkan. Vivandieres, adalah wanita pemberani yang kuat yang biasanya terkait dengan tentara dan bertempur bersama pria membuat mereka semakin berani.